CERMINAN HIDUP MAKNA LIRIK LIR ILIR

CERMINAN HIDUP MAKNA LIRIK LIR ILIR

Lir-Ilir memang memiliki banyak makna, selain sebagai pencarian jati DIRI, juga makna mendalam bagi umat beragama Islam. Nah, bisakah tembang Lir-ilir ini di maknai sebagai cermin hidup dan motivasi? mari kita coba ulas tembang ini sebagai cermin hidup.

Setiap pribadi memiliki pembawaan sifat atau karakter yang sangat khusus, yang terbentuk dari pencampuran DNA sang ayah dan ibu, maka karakteristik inilah yang harus digali dan dimiliki oleh seorang pribadi. Maka buang semua keinginan-keinginan menjadi si A, si B, si C dst. Kibaskan semua bagai “lir-ilir *hembusan angin/istirahat sejenak melepas lelahcarilah DIRImu dan jadilah DIRImu sendiri, tetaplah focus pada satu titik yaitu DIRImu.

Pelajari terus sampai dapat angin (kabar) yang menyejukkan. Istiqomahkan (biasakan/dilatih) sehingga mengalir tumbuh menjadi DIRImu sendiri, bagai “tandure wis sumilir*apa yng ditanam sudah tumbuh” asah lah kemampuanmu, asah lah batas maximalmu bagai “tak ijo royo-royo*dengan warna yang hijaudan asah lah posisi yang tepat bagimu (dimanapun kamu berpijak) bagai “tak senggo* sepertimenuju pada kesempurnaanmu, kemanfaatanmu dan kebahagiaanmu dengan pribadi yang lain bagai temanten anyar*pengantin baru” dengan memulai lembar baru menuju masa yang lebih baik. Maka selamat datang wahai DIRI, selamat datang di kebahagiaan sejati


Ketika kamu sudah menjadi DIRImu sendiri sangatlah pantas jika kamu adalah pengendali, kamu adalah pemimpin pribadimu sendiri, kamu adalah “cah angon*pengembala” yang focus pada satu pengendalian, pada satu gembalaan, pada satu cita-cita dan harapan. Karena itulah jalan hidupmu sendiri maka jalanilah, telusurilah dan panjatlah “penekno* panjatlah” takdir yang telah memilihmu, garis takdir yang memiliki 5 titik seperti bintang blimbing kuwi*buah belimbing itu” yang mana kamu akan menjumpai berbagai kepentingan yang dapat menaikkan posisi dalam hidupmu. “lunyu-lunyu penekno*panjatlah walaupun licin/berusaha Dan ingatlah semua itu adalah pelajaran (bisa disebut hukuman atau didikan atau bahkan hadiah) maka tetaplah dijalani agar senantiasa menambah wawasanmu, keilmuanmu serta perbuatanmu “kanggo mbasuh dodot iro*untuk mencuci diri anda/ obat/hati”.

Karena sesungguhnya keilmuan dan perbuatan yang ada pada dirimu "dodot iro – dodot iro* diri mu/jiwamu" masih belum seberapa dibandingkan dengan apa yang diharapkan, masih banyak kekurangan, masih banyak kelemahan "kumitir bedah ing pinggir *tikar yang robek di tepiannya". Maka teruslah dipelajari -terus jalani- "dondomono* jahitlah" dan Perbaiki perbuatan serta rencana dalam menjalani hidup "jlumatono*sulamlah" untuk menghadapi kehidupan besok dan masa yang akan datang "kanggo simpuh mengko sore*untuk beristirahat nanti sore".



Mumpung kamu masih diberi kesempatan untuk hidup "mumpung padang rembulane* mumpung masih terang rembulannya/ sadar", mumpung kamu masih diberi kesehatan hati, akal dan jasad (mata, tangan, kaki, mulut, telinga, dst) "mumpung jembar kalangane* mumpung lebar halamankita?ada kesempatan". Maka pergunakanlah waktu itu sebaik - baiknya dan bergembiralah "yo surak o surak hiyo* besoraklah/bersemangatlah".

 

 

dari berbagai sumber